DIGITAL DISCUSSION The Story Behind Foodgrammer

DIGITAL DISCUSSION The Story Behind Foodgrammer - Ketinggalan sesi diskusi bersama @javafoodie, Smart People? Simak wrap up diskusi kita di post kali ini yuk. Jangan lupa pantau terus sosial media kami untuk info acara seru berikutnya. Sampai jumpa, Smart People! #digitalsociety #wrapup #CfDSwrapup #foodgram #javafoodie #eventjogja #eventCfDS


sumber @cfds_ugm didownload dengan instaview.me


Pemantik: Dadad Sesa (Founder @javafoodie)


Visual aku bisa bilang 70% megang banget di Instagram. Jadi mulai belajar gimana foto makanan yang menarik. Gimana beradaptasi sama keadaan, seperti kalau kita lagi jajan di luar kan, nggak mungkin plating mau cantik banget kayak di resto, belajar memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Nggak mungkin cuma foto menu makannya sendiri kan, akhirnya memanfaatkan sekitar kayak botol-botol dan wadah sambal biar nggak sepi-sepi amat. Dari situ aku juga paham penting juga mengerti soal objek yang akan kita foto, cuma asal foto nggak ngerti apa-apa tentang makanan yang ada di depan kita sama saja.


Dari Facebook jadi tamparan keras juga, ternyata pengetahuan saya soal kuliner tradisional Jogja masih belum ada apa-apanya. Dari situ ya langsung gercep ke Iokasi, eksekusi konten, share ke followers. Tambahkan cerita menarik dari spot itu. Semua cerita ya hasil dari ngobrol sama pedagang. Oiya ini juga saya ngerasa upgrade skill banget, belajar ngomong sama pedagang-pedagang soalnya mereka jujur kagok banget kalau difoto walau udah minta ijin jadi harus dibuat rileks dengan diajak ngomong, ditanya-tanya sambil kita curi-curi foto. Jadi ya nggak sembarang moto makanan.


Pertanyaan : Haloo mas Dadad. kebetulan saya followernya @javafoodie dan sejujurnya saya kagum banget sih sama mas Dadad apalagi pas tau kalo akhirnya javafoodie udah mulai masuk twitter terus sempet beberapa tweet ada yang viral juga. Nah saya pengen tanya kenapa pada akhirnya merambah juga ke dunia per-twitter-an? lalu, ada perbedaan cara membawa konten gak sih antara di Instagram dan Twitter? ceritain kesan pesannya ngonten di kedua platform tersebut dong mas, hehe pengen tau :D makasih


Jawaban : Kebetulan itu twitter pribadi mbak yang malah akhirnya jadi nyampur sama kerjaan. Cuma seperti yang saya ceritakan, saya emang basicnya jauh lebih suka nulis. Kebetulan yang masih pakai platform twitter juga orang-orang yang suka baca. Kalau di IG, saya merasa masih kurang sekali minat bacanya. Banyak info yang sudah dijelaskan di caption masih ditanyakan. Saya kadang suka skeptis caption saya yang panjang itu apakah ada yang baca. Kalau perbedaan konten jelas ada. Harus lebih banyak bercerita di twitter. Lebih bebas di twitter, karena saya kadang suka campur-campur juga sama konten saya yang Iain nggak cuma kuliner juga. Kalau di IG, ada share konten selain kuliner kadang udah disinisin :))


*copas url untuk mengunjunginya

BACA NOVEL GRATIS

Ingin baca novel gratis? Yuk ikuti Jam Baca Nasional di Cabaca. Unduh Aplikasinya sekarang di playstore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.git.cabacaapp
#cabaca #cabacaapp #novelgrati

Ora susah misuh misuh lur, santuy aja
EmoticonEmoticon